Ra Tafkhim dan Ra Tarqiq: Arti, Hukum Bacaan dan Contohnya

Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh. Alhamdulillah, semoga rahmat dan hidayah-Nya senantiasa selalu menyertai kita dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Amin.
Pada kesempatan yang baik ini, mimin akan membahas bab tajwid tentang bacaan Ra, dimana hukum bacaan Ra’ ( ر ) ini terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
- Ra Tafkhim / Tebal ( تَفْخِيْم )
- Ra Tarqiq / Tipis ( تَرْقِيْق )
- Ra dibaca tebal atau tipis.
Selain itu, pada pembahasan ini pula mimin akan menjabarkan tentang masing-masing hukum bacaan ra dan contoh bacaannya.
Baca Juga:
Daftar Isi
Ra Tafkhim ( تَفْخِيْم )
Ra Tafkhim adalah huruf ra ( ر ) yang dibaca tebal yang terdapat pada kalimat atau lafal dalam perkataan bahasa arab. Hukum Ra dibaca tafkhim apabila:
No | Harakat |
1 | Ra yang berharakat fathah atau fathahtain dan berharakat dhommah atau dhommahtain, contohnya: رَبِّ الْفَلَقْ – رَاَيْتَ النَّاسَ – نَارًا – نَارٌ – كَفَرُوْا – اُمِرُوْا |
2 | Ra sukun / mati ( رْ ) yang sebelumnya terdapat huruf yang berharakat fathah ataupun yang berharakat dhommah, contohnya: وَانْحَرْ – تَرْمِيْهِمْ – فَأَثَرْنَ – زُرْتُمْ – وَمَآاُرْسِلُوْا – شُرْبَ الْهِيْمِ |
3 | Ra sukun / mati ( رْ ), namun huruf sebelumnya berharakat kasroh dan tidak huruf asli yang berasal dari perkataan bahasa arab, contohnya: اِرْجِعِي – اِرْكَمْنَ – اِرْكَبْ مَعَنَا – اِرْتَضَى |
4 | Ra sukun / mati bertemu huruf sebelumnya yang berharakat kasroh yang merupakan huruf asli, namun setelah huruf Ra terdapat huruf Isti’la yaitu Kho ( خ ), Shod ( ص ), Dlod ( ض ), Ghain ( ض ), Tha’ ( ط ), Qaf ( ق ) dan Dho’ ( ظ ). Huruf Isti’la tersebut tersusun dalam kalimat. خَصَّ ضَغْطٍ قِظْ contoh bacaannya: مِرْصَدْ – قِرْطَاسْ – فِرْقَةْ |
Ra Tarqiq ( تَرْقِيْق )
Ra Tarqiq adalah huruf ra ( ر ) yang dibaca tipis yang terdapat pada kalimat atau lafal dalam perkataan bahasa arab. Hukum Ra dibaca tarqiq apabila:
No | Harakat |
1 | Ra yang berharakat kasrah, yaitu semua huruf ra dalam kata bahasa arab yang terletak diawal, ditengah ataupun diakhir kata pada Fi’il (kata kerja) maupun pada Isim (kata benda), contohnya: رِحْلَةْ – اَلْقَارِعَةْ – اَلْبَرِيَّةِ – مِنْ شَرِّ – مَطْلَعِ الْفَجْرِ – فَلْيَنْظُرِ |
2 | Ra yang sebelumnya terdapat huruf Ya’ sukun / mati ( يْ ), contohnya: غَيْرً – طَيْرًا – مُغِيْرَاتِ – خَيْرٌ – يَسِيْرًا |
3 | Ra sukun / mati ( رْ ) yang huruf sebelumnya berharakat kasroh dan merupakan huruf asli serta huruf berikutnya bukan huruf Isti’la, contohnya: وَاسْتَغْفِرْهُ – فِرْعَوْنْ – فَبَشِّرْهُ – اَمْلَمْ تُنْذِرْهُمْ – اَاِنْ ذُكِّرْتُمْ |
Ra dibaca Tebal atau Tipis
Hukum Ra ( ر ) boleh dibaca tebal atau tipis apabila huruf Ra’ berharakat sukun ( رْ ) atau mati dan huruf sebelumnya berharakat kasrah serta huruf setelahnya adalah huruf Isti’la, contohnya:
عِرْض – حِرْص
Demikian pembahasan tentang pembagian hukum bacaan ra dalam materi ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua. Akhirkata sekian dan terimakasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh.